MAKASSAR, RADARNKRI.com | Harapan Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, yang meminta agar Perguruan Tinggi (PT) membantu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membangun kolaborasi pertengahan Februari 2021, akhirnya ditindaklanjuti oleh Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar.
Bertempat di ruang Rapat Rektorat UIT Makassar, Senin 7 Juni 2021, ditandatangani kerjasama empat SMK Bantaeng, bersama UIT melalui enam fakultas, disambut sivitas akademika, Kerja sama tersebut bertujuan membuka berbagai kerja sama lebih jauh, antara lain SMK Jalur Cepat dan program mentoring. Sebagai pemicu untuk meningkatkan link and match vokasi-industri. Dihadiri Dekan Fakultas Farmasi, Prof. Dr. Abd. Wahid Wahab, M.Sc. Dekan Pertanian, Dr. Ir. Baharuddin Baso Tika, MS. Dekan Ekonomi, Dr. H. Hatta Saleh, SE, M.Si. Dekan Psikologi, Prof.Dr.H.Syamsul Bachri Thalib, M. Si. Dekan Komputer, Gafur, S.Kom., MT. Dekan Keperawatan, Yurniati,S.ST.,SKM.,M.Kes.,M.Keb.
Kegiatan dipandu secara Luring oleh Wakil Rektor (WR) III UIT, Muhammad Khaerul Nur, S.Farm. M.Kes. dan secara Daring oleh WR IV UIT, Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si. yang sementara berada di luar Makassar. Sementara SMK diwakili masing-masing oleh Kepala Sekolah.
Kegiatan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) itu, disebutkan WR IV UIT, sebagai mewujudkan harapan Menteri Nadiem. “Apa yang diminta oleh Menteri Nadiem, hari ini kami wujudkan dengan mendorong pimpinan fakultas menjalin kolaborasi,” paparnya.
“Keinginan Menteri Nadiem, agar PT dan SMK memahami pentingnya link and match antara pendidikan vokasi dan industri, juga menjadi bahasan kami di manajemen baru UIT,” ujar Zulkarnain. Sembari menambahkan pesan Rektor UIT, Dr. Andi Maryam, yang sedang berada di Jakarta agar penandatanganan MoA memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, bukan hanya SMK tetapi juga UIT.
Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UIT, Dra. Nani Harlinda, M.Si. menyebutkan sebagai tindak lanjut dosen dan mahasiswa akan melaksanakan beberapa kegiatan yang menunjang program SMK-5 Bantaeng, yang sejak awal 2021, memang sudah didampingi untuk melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), untuk memetakan berbagai peta persoalan yang dinilai bisa menghambat pencapaian tujuan SMK-5.
Jika berpatokan pada arahan Menteri Nadiem, kerja sama antara PT dan SMK tidak boleh berhenti pada penandatanganan kerja sama (MoU) atau MoA saja. PT dan SMK dituntut untuk melakukan kerja sama hingga dapat memenuhi harapan lulusan lulusan kedua institusi iitu mampu terserap dalam lapangan kerja atau dunia industri.
Kepala SMK-5 Firdaus, S.Pd. M.Pd. menyebutkan, “Kemitraan SMK kami dengan UIT jangan sebatas MoA. Kemitraan haruslah sampai lulusan SMK diserap oleh industri,” ujarnya menyebutkan harapan menteri Nadiem.
Hal itu dibenarkan WR IV UIT, yang menyebutkan manajemen UIT mendorong adanya bimbingan dari perguruan tinggi untuk SMA dan SMK bisa menjadi sasaran bagi dosen dan mahasiswa untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian. “Universitas yang membina beberapa SMK, akan lebih mudah menemukan kemitraan dengan industri,” tuturnya.(*)
Laporan : Ali